Kamis, 10 Juni 2010

ALAT DESTILASI SEDERHANA


BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang


Pelajaran IPA (Sains) selama ini masih dianggap sebagai pelajaran yang sukar oleh sebagian besar siswa, sehingga membuat siswa enggan untuk mempelajarinya. Sains selalu identik dengan deretan rumus-rumus, angka, dan abstrak. Kimia, sebagaian salah satu cabang IPA yang diajarkan di SMA termasuk pelajaran yang sangat berkaitan dengan kejadian sehari-hari, namun dalam proses pembelajaran masih banyak yang terkesan teoritis. Hal ini disebabkan karena masih seringnya digunakan metode ceramah dan penugasan.
Metode, dengan demikian merupakan masalah yang sangat penting dalam pembelajaran kimia. Tetapi, sekolah sering dihadapkan pada keterbatasan sarana untuk melakukan eksperimen langsung, padahal melalui metode eksperimen akan meyakinkan teori yang sedang dipelajari dan lebih mudah mencerna suatu pokok bahasan.
Salah satu pokok bahasan yang menggunakan eksperimen adalah pemisahan campuran homogen menggunakan proses destilasi. Alat yang digunakan sebenarnya dapat diganti dengan bahan / barang bekas yang mudah diperoleh.
Berkenaan dengan hal di atas, maka kami membuat alat destilasi sederhana dari bahan-bahan sederhana.

B. Tujuan

Tujuan pembuatan alat destilasi sederhana adalah :
1.Membuat pelajaran kimia lebih menarik
2.Membuat konsep kimia mudah dicerna
3.Memanfaatkan barang bekas lebih bermanfaat
4.Membuktikan proses destilasi

BAB II
ALAT DESTILASI


A. Teori Singkat

Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran disamping metode yang lain seperti filtrasi, kristalisasi, sublimasi, Kromatografi. Destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih campuran. Destilasi atau penyulingan digunakan untuk memisahkan campuran homogen (serba sama), seperti campuran air dan alcohol, air laut. Secara teoritis, destilasi juga dapat digunakan untuk memurnikan air sadah.
Alat destilasi terdiri dari labu destilasi, thermometer, kondensor Leibig, pembakar spiritus/Bunsen, kaki tiga, dan statif. Pada pemisahan campuran alkohol, maka alkohol akan mendidih lebih awal dan menguap karena alcohol memiliki titik didih lebih rendah daripada titik didih air. Uap alkohol selanjutnya akan mencair setelah melalui pipa kondensor. Cairan inilah yang disebut destilat (alkohol) murni. Sedangkan pada labu hanya tinggal air. Dengan demikian, alcohol telah terpisah dari air.



Gambar 1. Alat destilasi

Alat destilasi sederhana menggunakan pipa kaca dan pipa paralon sebagai pengganti kondensor leibig, kaleng bekas sebagai pengganti labu destilasi.

B. Pembuatan Alat Destilasi
1. Alat / Bahan
a.kaleng bekas tempat rokok dan beks biskuit
b.pipa / selang kaca diameter ± 1 cm, panjang 30 cm
c.sumbat gabus/karet
d.lampu spiritus
e.kayu
f.pipa paralon ½ inci ± 20 cm
g.obeng
h.pelubang busa / karet
i.termometer
2. Pembuatan
a.lubangi bagian atas samping kaleng diameter sekitas 1,5 cm
b.masukan gabus berlubang pada kaleng
c.masukan pipa kaca pada pipa paralon yang kedua ujung paralon telah dilubangi untuk tempat pipa kaca
d.masukan satu ujung pipa kaca pada lubang kaleng (a)
e.buat lampu spiritus dengan kaleng bekas rokok



Gambar 2 : Bagian alat destilasi sederhana
Keterangan Gambar :
a.Termometer dimasukan pada tutup kaleng, berfungsi mengontrol suhu
b.Kaleng destilasi, pengganti labu destilasi sebagai tempat campuran yang akan dimurnikan
c.Lampu, pengganti Bunsen
d.Pipa paralon dan pipa kaca, berfungsi sebagai kondensor
e.Penyangga, sebagai pengganti kaki tiga.

C. Hipotesa
Berdasarkan teori dan rancangan alat destilasi sederhana, maka terdapat kesamaan cara kerja alat destilasi sebenarnya dengan rancangan alat destilasi sederhana dan dapat digunakan sebagai media belajar. Maka hipotesanya adalah :
1.destilasi larutan alcohol akan terpisah menjadi air murni dan alcohol
2.destilasi air garam/air laut akan dihasilkan destilat air murni

BAB III
PERCOBAAN


A. Prosedur Percobaan
Percobaan alat destilasi sederhana menggunakan campuran air dan alcohol 70 % , dan larutan garam yang dilakukan di laboratorium kimia SMA Negeri 1 Kandanghaur. Adapun urutan pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1.Rangkai alat destilasi sederhana ( Gambar 3 )
2.Masukan campuran homogen air dan alcohol 70 % dalam kaleng destilasi dengan perbandingan 10 mL air dan 10 mL alcohol.
3.Masukan air dalam pipa kondensor
4.Nyalakan lampu, letakan dibawah kaleng destilasi
5.Amati suhu pemanasan maksimal 80oC
6.ulangi prosedur di atas dengan air garam sebagai campuran yang dimurnikan




Gambar 3. Rangkaian alat destilasi sederhana

B. Data Percobaan
1.Setelah pemanasan mencapai 70 oC, mulai terlihat uap pada ujung pipa kaca bagian atas.
2.uap yang masuk pipa kaca selanjutnya mencair / kondensasi dan mengalir pada gelas penampung sebanyak 8,9 mL
3.dengan analisa sederhana, disimpulkan destilat adalah alcohol.


BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat disimpulkan :
1.alat destilasi sederhana dapat digunakan sebagai alat alternative dalam percobaan pemisahan campuran.
2.alat destilasi bersifat praktis dan ekonomis, karena dibuat dari barang-barang bekas yang mudah diperoleh
3.barang bekas ternyata dapat memudahkan pemahaman kita pada konsep kimia yang abstrak.
B. Saran
Kekurang tepatan hasil destilasi (8,9 mL dari 10 mL ), mungkin disebabkan oleh :
1.kemungkinan adanya sebagian uap alkohol yang keluar dari sumbat gabus.
2.kondensor, dimana air yang digunakan tidak mengalir sehingga kondensasi kurang maksimal.
Berdasarkan hal tersebut, kami menyarankan :
1.penggunaan kondensor dimana air dapat mengalir.
2.pemeriksaan semua sumbat agar benar-benar rapat.
3.rekan-rekan pelajar untuk lebih kreatif dalam pembuatan model sains.
4.pemerintah, untuk lebih memfasilitasi kreatifitas pelajar.


DAFTAR PUSTAKA

Michael Purba, Buku Pelajaran ILMU KIMIA kelas 1, Erlangga, Jakarta : 1994

Senin, 07 Juni 2010

MESIN HITUNG PH

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaianya. Sehingga beberapa strategi pembelajaran terus dikembangkan agar dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Teknologi pendidikan turut serta dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Dengan ditemukan radio pada tahun 1930-an, muncul gerakan “Audiovisual Education” yang menekankan pentingnya penggunaan auidiovisual dalam pembelajaran. Sehingga dikenal AVA (Audiovisual Aids), yaitu alat peraga yang menyajikan bahan-bahan visual dan audio untu memperjelas apa yang disampaikan guru kepada murid. Komputer, telah menjadi sesuatu yang biasa dijumpai siswa karena telah menjadi bagian mata pelajaran di SMA/SMK. Sehingga perannya dalam membantu meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran akan sangat menarik motivasi siswa.
Kimia merupakan mata pelajaran yang mempelajari struktur atom, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Materi kimia ada yang bersifat kasat mata (visible), dan tidak kasat mata (invisible). Namun kebenaran aspek yang tak kasat mata harus dibuktikan dengan formulasi yang logis. Salah satu standar kompetensi mata pelajaran kimia adalah kemampuan siswa untuk mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran, dan penerapannya. Konsep kimia tidak mungkin dapat dipahami hanya dengan membaca buku dan menghafal rumus-rumus, metode ini akan membawa siswa pada pemahaman konsep yang keliru (misconception). Untuk mengatasi hal tersebut, maka siswa harus dibawa sedekat mungkin dengan proses alam (eksperimentasi-behavioristik) kaitannya dengan teknologi, serta hubungannya dengan bidang studi lainnya.
Pada saat mempelajari konsep larutan, masalah yang sering dihadapi siswa adalah kesulitan untuk membedakan konsep larutan buffer dan hidrolisis jika dihadapkan pada soal yang merupakan campuran antara asam dan basa dengan konsentrasi / mol yang telah diketahui. Contoh :
“ Hitunglah pH larutan yang dihasilkan dari campuran 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaOH 0,1M !”.
siswa akan dihadapkan pada “apakah menggunakan rumus buffer/penyangga, atau hidrolisis. Penyelesain yang umum dilakukan adalah dengan membuat “tabel reaksi” sehingga dapat diperiksa keadaan akhir reaksi.
Komputer, dapat dijadikan media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa dalam membedakan konsep larutan penyangga dan hidrolisis dengan “Mesin Hitung pH’ yang dibuat menggunakan program Microsoft Excell.

B. Pembuatan Program
Mesin Hitung pH dibuat menggunakan Program /Bahasa Ms. Excell. Untuk perhitungan stoikiometri digunakan fungsi logika dan matematika, yaitu :
a. AND : Untuk Melaporkan Kebenaran Jawaban dengan bahasa TRUE (benar) atau FALSE (salah),
b. SUM : Menghitung volume campuran asam dan basa
c. LOG : Untuk Menghitung harga pH
d. POWER : Untuk menghitung eksponen
e. MIN : Untuk menentukan pereaksi pembatas
f. SQRT : Untuk menghitung akar konsentrasi larutan elektrolit lemah

1. Prosedur Pembuatan
a. Buka Program Ms. Excell
b. Buat Judul Reaksi : Asam dan Basa yang direaksikan dengan lengkap
c. Buat Tabel Reaksi yang terdiri atas 7 kolom (sel) yang berisi jumlah, asam, Basa, Garam, pH, Sifat, dan 4 Baris (sel) yang berisi Jumlah, mula-mula, reaksi, Sisa, dam konsentrasi Garam
d. Mesin Hitung terdiri atas 4 tabel, sesuai kemungkinan reaksi asam-basa, yaitu : asam lemah dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, asam kuat dan basa kuat, serta asam lemah dan basa lemah.
e. Pada masing-masing tabel disertai kolom mula-mula, mengambarkan pH asam dan basa sebelum dicampurkan dan kolom setelah dicampurkan.
Mesin Hitung 1 (Tabel 1) : Campuran Asam Lemah dan Basa Kuat
Pada kolom Mula-mula, dibuat kolom
a. rumus √Ka.Ma menggunakan formula SQRT dan * untuk menghitung pH asam mula-mula
b. rumus pOH menggunakan fungsi –LOG untuk menghitung pH basa mula-mula
Pada kolom Pencampuran, dibuat Kolom
a. rumus ka.a/g menggunakan formula * dan / untuk menghitung pH penyangga asam
b. rumus √(kw/ka).A menggunakan formula SQRT, * dan / untuk menghitung garam basa.
Di bagian bawah kolom disediakan formula Ka, valensi asam, dan anion garam.
(Lampiran 1)
Mesin Hitung 2 (Tabel 2) : Campuran Asam kuat dan Basa lemah
Pada kolom Mula-mula, dibuat kolom
a. rumus √Kb.Mb menggunakan formula SQRT dan * (perkalian) untuk menghitung pH basa mula-mula
b. rumus pH menggunakan fungsi –LOG untuk menghitung pH asam mula-mula
Pada kolom Pencampuran, dibuat Kolom
a. rumus kb.b/g menggunakan formula * dan / untuk menghitung pH penyangga basa
b. rumus √(kw/kb).K menggunakan formula SQRT, * dan / untuk menghitung garam asam.
Di bagian bawah kolom disediakan formula Kb, valensi basa, dan kation garam.
(Lampiran 2)

Mesin Hitung 3 (Tabel 3) : Campuran Asam Lemah dan Basa lemah
Pada kolom Mula-mula, dibuat kolom
a. rumus √Ka.Ma menggunakan formula SQRT dan * untuk menghitung pH asam mula-mula
b. rumus pOH menggunakan fungsi –LOG untuk menghitung pH basa mula-mula
Pada kolom Pencampuran, dibuat Kolom
a. rumus menggunakan formula SQRT, * dan / untuk menghitung pH garam terhidrolisis total
Di bagian bawah kolom disediakan formula Kb, Ka, valensi asam, dan kation garam.
(Lampiran 3)

Mesin Hitung 4 (Tabel 4) : Campuran Asam kuat dan Basa kuat
Pada kolom Mula-mula, dibuat kolom
a. rumus a.Ma menggunakan formula * untuk menghitung pH asam mula-mula
b. rumus pOH menggunakan fungsi –LOG untuk menghitung pH basa mula-mula
Pada kolom Pencampuran, dibuat Kolom
a. rumus pH menggunakan fungsi –LOG untuk menghitung pH asam mula-mula
b. rumus pOH menggunakan fungsi –LOG untuk menghitung pH basa mula-mula
Di bagian bawah kolom disediakan kolom valensi asam dan valensi basa.
(Lampiran 4)
2. Syarat Pembuatan Program
Untuk membuat program diperlukan beberapa pengetahuan tentang :
a. bidang akademik, meliputi pemahaman silabus/kurikulum, penggunaan metode pengajaran.
b. Kemampuan dasar komputer, terutama Microsoft Excell
c. Kemampuan seni, untuk membuat tampilan Mesin Hitung lebih indah dan menarik

C. Cara penggunaan Mesin Hitung pH :
a. Buka Program Ms. Excell, buka File –“Mesin Hitung pH”
b. Buka Sheet 1 (petunjuk) untuk mengetahui penggunaan Mesin Hitung pH
c. Buka Sheet 2 untuk membuka tabel Mesin Hitung pH, terdiri dari 4 tabel (terbagi dalam 4 halaman)
d. Siswa memasukan variabel (besaran) yang diketahui dari soal pada kolom yang disediakan.
e. Jika masukan data benar, maka pada kolom pH akan terdapat angka yang menyatakan nilai keasaman larutan. Sebagai korektor, maka pada kolom laporan akan muncul kata TRUE, berarti jawaban benar atau FALSE, berarti angka pH yang tertera adalah salah / bukan jawabannya. Logika TRUE dan FALSE sekaligus akan menentukan hasil campuran termasuk larutan penyangga atau hidrolisis (garam).


DAFTAR PUSTAKA

Priscilla Retnowati, 1999, Seribu Pena Kimia 3, Erlangga : Jakarta.
Salma, Dewi, 2004, Mozaik Teknologi Pendidikan, UNJ dan Prenada Media : Jakarta
Tosin, Rijanto, 1999, Cara Mudah Belajar Microsoft Excel 2000, Dinastindo : Jakarta
Usman , Basyirudin dan Asnawir, 2002, Media Pembelajaran, Delia Citra Utama : Jakarta.